Ngorok Picu beragam penyakit., WASPADALAH..WASPADALAH...!!!!



Mendengkur atau ngrorok yang disertai henti nafas lebih dari 15 kali saat tidur bisa menjadi pertanda gangguan tidur seirus. Bahkan mengarah pada sakit jantung.
Sebagian masyarakat Indonesia menganggap hal yang wajar saat tidur. Bahkan ada yang menganggap mendengkur menandakan tidur pulas. Namun, jika anak atau pasangan tidur kita mendengkur disertai terhenti nafas sejenak hingga nyaris tersedak, bisa jadi itu merupakan gejala gangguan tidur yang disebut sleep apnea.
Lalaine Gedal, seorang sleep technologist bersertifikat dari Amerika, mengungkapkan mendengkur merupakan gangguan serius. Dengkuran terjadi karena ada sumbatan pada jalan nafas, sehingga aliran udara lewat hidung dan tenggorokan terhambat. Akibatnya, nafas jadi terputus-putus bahkan terhenti selama beberapa detik.
Adapun sumbatan yang terjadi di saluran nafas atas yang disebut Obstructive Sleep Apnea (OSA) yang berarti jalan nafas tersumbat total.
Kasus henti nafas saat tidur ini tak boleh disepelekan. Konon pasalnya, saat jalan nafas tersumbat, pasokan oksigen ke dalam darah dan otakpun berkurang sehingga memacu otak terjaga. Tetapi meski otak terjaga, orang tersebut tidak terbangun. Hal ini memotong proses tidur dan kualitas tidur menjadi buruk.
Akibatnya, saat bangun tubuh terasa tidak segar, capek dan sulit konsentrasi, masih ngantuk meski sudah tidur 8 jam. Nah, jika hal ini terjadi setiap malam, otomatis dapat menggangu kemampuan otak, mental termasuk kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan. Beberapa gejala sleep onea diantaranya mengantuk yang amat sangat, sering buang air kecil di malam hari, dan melut terasa asam akibat meningkatnya asam lambung.
Tercatat juga beberapa kasus sleep opnea yang dibiarkan berlarut-larut dapat memicu penyakit berbahaya seperti hipertensi, diabetes, hingga gangguan jantung bahkan stroke.
Berat ringannya sleep opmnea bukan ditentukan oleh keras lembutnya volume dengkuran, melainkan frekuensi henti nafas yang terjadi setiap jam. Jika terjadi 15-30 kali dalam satu jam sudah termasuk gangguan sedang, dan berat jika frekuensinya mencapai lebih dari 30 kali per jam.


Tags: ,

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.